TPID Kabupaten Langkat Gelar Rakor Bulan Februari 2019
29 Maret 2019 - 19:00:39 WIB,    yuda - DISKOMINFO

Stabat, (Diskominfo)

 

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Langkat menggelar rapat kordinasi bulanan di bulan februari 2019, di Ruang Rapat Sekdakab Langkat, Kantor Bupati Langkat, Stabat, Kamis (27/3).

 

Rapat dipimpin oleh Kabag.Perekonomian H Sutrisuanto S.Sos MAP, selaku Sekretaris II TPID Langkat, dihadiri oleh 26 orang anggota TPID Langkat yang terdiri dari berbagai instansi terkait.

 

Sutrisuanto pada rapat itu membahas  terkait Inflasi Bulan februari 2019, Ia mengharapkan OPD yang terkait dalam keanggotaan TPID agar Fokus pada program 4 K, yaitu  Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga dan Komunikasi Efektif.

 

Selain itu, Sutris meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat meningkatkan lumbung padi, melalui bantuan teknis kepada para petani maupun kelompok tani, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

 

“Sehingga harga beras dapat terkendali terus menerus,”sebutnya.

 

Kemudian, Sutris menyampaikan, kesimpulan dan tindak lanjut Rapat TPID dari hasil pemaparan tersebut, Kata Sutris,  Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat, agar fokus komoditas beras dan cabe merah yang mampu memenuhi untuk masyarakat Kabupaten Langkat.

 

Dirinya juga meminta, melalui Rakor ini,  agar OPD yang terkait TPID seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan,  membuat program unggulan yang dapat mengatasi dan pengendalian inflasi untuk menjaga lonjakan harga bahan pangan di Langkat.

 

“Seperti melalui pembinaan klaster cabai, klaster industri rumah tangga, dan pengadaan cold stroge/controlled atmosphere storage berupa mesin penyimpanan bawang merah, cabai merah maupun ikan segar. Serta melakukan persediaan daging sapi yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan stock sapi 3.012 ekor atau kurang lebih 4.450 Kg, stock berada di PT Lembu Andalas,”pintahnya. 

 

 

Selanjutnya, Sutris menerangkan paparan dan masukan dari anggota TPID, yang berkaitan dengan perkembangan Inflasi di daerah.

 

Paparan BPS Kabupaten Langkat, disampaikanya, pada bulan februari 2019 Sumatera Utara mengalami deplasi sebesar 0,32 persen, seluruh empat kota IHK mengalami deplasi, yaitu Sibolga sebesar 0,70%, Medan sebesar 0,30%, Padasidimpuan sebesar 0,45%, sedangkan Pematangsiantar 0,29%.

 

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks

dua kelompok pengeluaran,  yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,83?n kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,09%.

 

Sementara kelompok yang mengalami peningkatan indeks, yaitu  kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,19%, kelompok sandang sebesar 1,02%, kelompok kesehatan sebesar 1,17%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,17%.

 

“Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tidak mengalami perubahan indeks,”sebutnya.

 

Untuk komoditas utama penyumbang deflasi di Medan, antara lain  cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, bensin, cabai rawit, cabai hijau dan minyak goreng. Adapun persentase peningkatan harga komoditas tersebut, harga cabai merah turun 12,26%, daging ayam ras turun 6,65%, bawang merah turun 9,93%, bensin turun 0,68%, cabai rawit turun 11,10 %, cabai hijau turun 21,52 %,  minyak goreng turun 1,72%.

 

“Sementara komoditas yang mengalami peningkatan harga, upah pembantu

rumah tangga, pasta gigi, kemeja pendek katun laki-laki,angkutan udara, celana

panjang jeans wanita, sewa rumah dan anggur,”terangnya.

 

Sedangkan dari Disperindag Langkat, menyampaikan laporannya, bahwa betersediaan pangan dan harga pangan bulan februari dan maret 2019,  cukup tersedia dan harga pangan stabil dan terjangkau, seperti  harga beras Ir.64  berkisar antara Rp.10.500 sampai  Rp.12.000 perkilo, gula pasir Rp.11.000 sampai Rp.12.000 perkilo, minyak goreng curah kuning Rp.10.000   sampai Rp.11.000 perkilo, tepung roti segi tiga biru Rp.8.000 sampai Rp.8.500 perkilo, telur ayam broiler  Rp.23.000  sampai Rp.24.000 perkilo, cabai merah Rp.20.000 sampai Rp.24.000 perkilo, kentang Rp.8.500 sampai Rp.9.000 perkilo, wortel Rp.4.000 sampai Rp.5.000 perkilo, cabai rawit Rp.18.000 sampai Rp.22.000 perkilo

 

 

Selanjutnya laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat, bahwa ketersediaan beras bulan februari - maret 2019 cukup tersedia, dan harga padi gabah kering panen Rp.4.500 sampai  Rp.5.000 perkilo, begitu juga jagung pipil kering ditingkat petani seharga Rp.4.000  sampai Rp.3.500 perkilo.  

 

“Dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketapang Langkat, telah menyiapkan beras standart murah di Toko Tani di beberapa Kecamatan,”sebutnya.

 

 

“Untuk daging sapi dan daging ayam broiler (ayam potong) cukup tersedia, dari harga daging sapi murni Rp.105.000 sampai 110.000 perkilo, dan daging ayam potong Rp.26.000 sampai Rp.30.000 perkilo,”sebutnya kembali.

 

Untuk harga produksi perkebunan, lanjutnya,  belum naik ditingkat pengumpul/agen, diketahui harga tbs sawit Rp.900 sampai Rp.1.050 perkilo, harga karet Rp.5.500 sampai Rp.6.000 perkilo, kakao/coklat Rp.22.000 sampai Rp.27.000 perkilo, pinang kering  Rp.7.000 perkilo, kelapa Rp.2.500 perbutir, gula aren  Rp.20.000 sampai Rp.23.500 perkilo.

 

 

Kemudian Dinas Perikanan dan Kelautan Langkat dalam laporannya, harga ikan laut masih mengalami kenaikan harga, yaitu harga ikan gembung kuring Rp.32.000 perkilo, tongkol         Rp.16.000 perkilo, mata lebar  Rp.20.000 perkilo, biji nagka  Rp.15.000 perkilo, kakap merah Rp.50.000 perkilo, bawal putih a Rp.110.000 perkilo, udang kelong Rp.140.000 perkilo, udang kertas Rp.55.000 perkilo, ikan mas Rp.35.000 perkilo, ikan gurami Rp.35.000 perkilo, ikan lele  Rp.20.000 perkilo.(Diskominfo)